UNTUNG.Today – Dalam perkembangan yang menarik di dunia keuangan korporat, pemegang saham Amazon baru-baru ini mengajukan proposal yang menyarankan agar perusahaan mempertimbangkan untuk investasi Bitcoin . Proposal ini dipimpin oleh National Center for Public Policy Research (NCPPR) dan menyoroti potensi Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi serta pengganti aset tradisional seperti obligasi, yang performanya terus melemah dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun belum ada tindakan resmi dari Amazon, proposal ini mencerminkan pergeseran besar dalam cara investor institusi melihat Bitcoin—bukan lagi sekadar aset spekulatif, tetapi alat investasi strategis dengan potensi pertumbuhan jangka panjang. Mari kita bahas lebih lanjut tentang apa yang mendasari usulan ini dan bagaimana dampaknya terhadap masa depan keuangan korporasi.
Bitcoin Sebagai Aset Lindung Nilai dan Pengganti Obligasi
Salah satu alasan utama proposal ini adalah kekhawatiran terkait inflasi yang terus meningkat. Tingkat inflasi di AS dalam empat tahun terakhir rata-rata mencapai 4,95% , dan sempat menyentuh angka 9,1% pada 2022. Di sisi lain, imbal hasil obligasi korporat hanya memberikan rata-rata 5% per tahun , yang membuat investor khawatir bahwa dana tunai mereka akan tergerus oleh inflasi.
Proposal tersebut menunjukkan bahwa Bitcoin memiliki potensi yang jauh lebih baik dibandingkan obligasi tradisional. Dalam satu tahun terakhir, harga Bitcoin telah tumbuh sebesar 131% , dan dalam lima tahun terakhir, pertumbuhannya melonjak hingga 1246% . Angka-angka ini jelas mengungguli kinerja obligasi korporat, yang sering kali gagal mengimbangi tingkat inflasi aktual.
Para pemegang saham juga mencontohkan kasus MicroStrategy , sebuah perusahaan yang telah mengalokasikan sebagian besar cadangan kasnya ke Bitcoin. Hasilnya? Saham MicroStrategy tumbuh hingga 537% dalam setahun terakhir, jauh melampaui kinerja Amazon. Ini menjadi bukti nyata bahwa Bitcoin dapat menjadi alat diversifikasi yang efektif untuk meningkatkan nilai pemegang saham.
Alokasi 5% Aset Amazon ke Bitcoin: Apakah Itu Realistis?
Proposal NCPPR menyarankan agar Amazon mengalokasikan 5% dari total asetnya —yang saat ini bernilai $585 miliar untuk di investasikan ke dalam Bitcoin. Jika disetujui, langkah ini akan menjadikan Amazon sebagai salah satu perusahaan terbesar yang secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangannya.
Namun, apakah ini realistis? Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Tesla dan Block telah lebih dahulu mengadopsi Bitcoin, meskipun dengan alokasi yang lebih kecil. Tesla, misalnya, membeli Bitcoin senilai $1,5 miliar pada tahun 2021, yang sejak itu memberikan kontribusi signifikan terhadap neraca keuangan perusahaan.
Bagi Amazon, menginvestasikan 5% dari asetnya berarti mengalokasikan sekitar $29,25 miliar ke Bitcoin. Meskipun jumlah ini sangat besar, para pemegang saham percaya bahwa potensi pertumbuhan Bitcoin akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan.
Kekhawatiran Terhadap Volatilitas Bitcoin
Investasi Bitcoin apakah sebuah lkangkah yang tepat? salah satu argumen utama yang sering dilontarkan terhadap adopsi Bitcoin adalah volatilitasnya yang tinggi. Namun, proposal ini menunjukkan bahwa volatilitas Bitcoin tidak lebih besar dari sejarah harga saham Amazon sendiri, yang sering kali mengalami fluktuasi signifikan selama dua dekade terakhir.
Selain itu, para pemegang saham menekankan bahwa Amazon memiliki kewajiban fidusia untuk mencari cara-cara baru dalam meningkatkan nilai pemegang saham. Dengan adopsi institusional Bitcoin yang terus berkembang, aset ini semakin diakui sebagai instrumen keuangan yang sah sehingga Bitcoin layak untuk di investasikan.
Tren Keuangan Korporasi yang Berubah
Proposal ini muncul di tengah tren global yang semakin condong ke arah adopsi aset kripto. Misalnya, pemerintah AS dikabarkan sedang mempertimbangkan pembentukan cadangan Bitcoin nasional pada tahun 2025, yang menunjukkan legitimasi yang semakin meningkat untuk cryptocurrency sebagai aset strategis.
Di sisi lain, pemegang saham Microsoft juga sedang bersiap untuk memberikan suara atas usulan serupa. Meskipun dewan direksi Microsoft merekomendasikan penolakan terhadap ide tersebut, diskusi ini mencerminkan perubahan sikap korporasi terhadap Bitcoin. Para pemegang saham Amazon berharap perusahaan dapat mengikuti jejak MicroStrategy dan Tesla, yang telah membuktikan bahwa investasi Bitcoin dapat meningkatkan nilai saham perusahaan.
Baca juga: Bitcoin Diprediksi Tembus Hingga $130,000: Benarkah Prediksi Tren Bitcoin Ini Masuk Akal?
Masa Depan Keuangan Korporasi: Bitcoin sebagai Bagian dari Strategi
Proposal ini menunjukkan bahwa Bitcoin tidak lagi dianggap sebagai aset “alternatif” yang hanya diminati oleh investor individu. Sebaliknya, ia semakin menjadi bagian dari strategi keuangan korporasi arus utama. Dengan adopsi institusional yang terus berkembang dan rekam jejak Bitcoin yang mengungguli aset tradisional, sulit bagi perusahaan besar seperti Amazon untuk sepenuhnya mengabaikan potensinya.
Apakah Amazon akan melanjutkan proposal investasi Bitcoin ini atau tidak, satu hal yang pasti: tekanan terhadap perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lanskap keuangan semakin meningkat. Proposal ini menjadi momen penting dalam manajemen kas korporat, saat para pemegang saham mendorong raksasa teknologi untuk mengambil langkah berani dalam merangkul potensi Bitcoin.
Baca juga: Prediksi Tren Bitcoin Hingga April 2025: Seperti Apa Pergerakannya?
Kesimpulan
Investasi Bitcoin tidak hanya menjadi tren, tetapi juga strategi yang semakin dipertimbangkan oleh perusahaan besar untuk melindungi nilai aset mereka di tengah ketidakpastian ekonomi. Proposal dari pemegang saham Amazon adalah langkah yang menarik, mencerminkan perubahan besar dalam cara dunia korporat melihat Bitcoin.
Meskipun masih ada tantangan, seperti volatilitas dan regulasi, Bitcoin semakin sulit untuk diabaikan. Apakah Amazon akan menjadi pelopor dalam adopsi Bitcoin di kalangan perusahaan teknologi besar? Kita tunggu saja perkembangannya.
Sumber: thecoinrepublic