-
Jumlah maksimal token (supply)
-
Distribusi awal (berapa persen ke tim, investor, komunitas)
-
Mekanisme anti-inflasi (misalnya burn, staking, dll)
Token yang terlalu terpusat pada tim atau investor awal berpotensi menyebabkan tekanan jual besar di masa depan.
Baca juga: Crypto Game Shows Sedang Viral di Amerika, Apa yang Membuatnya Meledak?
6. Waspadai Tanda-Tanda Bahaya
Hindari proyek yang:
-
Menjanjikan keuntungan fantastis tanpa risiko
-
Tidak transparan soal dana dan penggunaan modal
-
Menghindari kritik atau menciptakan komunitas yang toksik
-
Dimiliki mayoritas oleh pihak internal tanpa kontrol komunitas
Skema semacam ini biasanya hanya mencari investor untuk masuk awal dan akhirnya ditinggal setelah harga pump-and-dump.
7. Pertimbangkan Aspek Legal dan Regulasi
Apakah proyek tersebut sudah mematuhi regulasi di negara tempat mereka beroperasi? Legalitas penting untuk mencegah potensi masalah hukum di kemudian hari yang bisa menyebabkan kerugian bagi investor.
Cek apakah mereka memiliki lisensi, struktur hukum yang jelas, dan mematuhi kebijakan KYC/AML.
8. Bandingkan dengan Proyek Kompetitor
Terakhir, jangan lupa lakukan benchmarking. Bandingkan dengan proyek lain di sektor serupa. Apakah proyek ini punya keunggulan kompetitif? Apakah ada permintaan nyata di pasar?
Analisis posisi proyek dalam lanskap kompetitor sangat penting untuk menilai potensi pertumbuhannya.
Penutup
Sebelum terjun dan membeli koin kripto untuk investasi, pastikan kamu sudah memahami semua aspek fundamentalnya. Ingat, hype bukan alasan untuk investasi. Gunakan waktu untuk melakukan riset menyeluruh agar keputusan investasimu lebih bijak dan berpeluang untung di masa depan.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan saran keuangan. Selalu lakukan riset pribadi sebelum berinvestasi di aset kripto.
Sumber: thecoinrepublic