Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan kinerja yang kurang menggembirakan pada penutupan perdagangan Jumat (21/3/2025). IHSG anjlok hampir 2 persen , tepatnya turun 123,49 poin (1,94%) ke level 6.258,1 . Kondisi ini mengingatkan kita pada peristiwa pekan lalu, ketika IHSG mengalami krisis besar dan memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt . Sektor teknologi menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan mencapai 4,1% , diikuti oleh sektor barang konsumsi nonprimer yang melemah 3,9% , barang konsumsi primer 2,6% , properti 2,4% , serta kesehatan 2,3% .
Namun, di tengah kondisi pasar yang lesu, ada beberapa saham yang justru berhasil mencetak cuan besar-besaran. Berikut adalah 5 saham yang malah cuan saat IHSG nyungsep , lengkap dengan analisis singkat tentang apa yang mungkin menjadi penyebab kenaikan mereka.
1. PT Perma Plasindo Tbk (BINO)
Kenaikan : 34,3%
Harga Penutupan : Rp 176
Saham BINO menjadi salah satu bintang di tengah kelesuan pasar. Emiten ini melonjak 34,3% , menjadikannya salah satu top gainers hari ini. Kenaikan signifikan ini kemungkinan dipicu oleh sentimen positif internal perusahaan, seperti performa keuangan yang solid atau rencana ekspansi bisnis. Selain itu, saham-saham berkapitalisasi kecil seperti BINO sering kali lebih mudah dimanipulasi oleh pelaku pasar dalam kondisi volatilitas tinggi.
2. PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY)
Kenaikan : 25%
Harga Penutupan : Rp 2.750
Saham RONY juga mengalami lonjakan fantastis sebesar 25% , menunjukkan bahwa investor masih optimis terhadap prospek perusahaan. Aesler Grup dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan solusi digital. Kenaikan ini mungkin didorong oleh ekspektasi positif terkait proyek-proyek baru atau kerja sama strategis yang sedang dikembangkan. Di tengah pelemahan sektor teknologi secara keseluruhan, RONY berhasil tampil beda karena fundamentalnya yang kuat.
3. PT Penta Valent Tbk (PEVE)
Kenaikan : 10,6%
Harga Penutupan : Rp 290
Saham PEVE naik 10,6% , meskipun tidak sebesar BINO atau RONY, tetapi tetap menjadi sorotan di tengah pasar yang lesu. Emiten ini bergerak di bidang industri kimia dasar, yang memiliki permintaan stabil bahkan di masa-masa sulit. Kenaikan PEVE kemungkinan dipengaruhi oleh perbaikan margin laba atau peningkatan volume penjualan produknya. Investor tampaknya melihat potensi pertumbuhan jangka panjang dari saham ini.
4. PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP)
Kenaikan : 10%
Harga Penutupan : Rp 11
ISAP melonjak 10% , menunjukkan bahwa saham berkapitalisasi kecil masih memiliki daya tarik tersendiri. Emiten ini bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif presisi, yang sangat bergantung pada permintaan industri otomotif domestik maupun global. Kenaikan ISAP mungkin dipicu oleh berita positif terkait pesanan baru atau ekspansi kapasitas produksi. Dalam situasi pasar yang lesu, saham-saham seperti ISAP sering kali menjadi tempat berlindung bagi investor ritel.