UNTUNG.Today, Frankfurt — Indeks Sentimen Ekonomi ZEW Jerman mencatat penurunan tajam ke level -14 pada April 2025, jauh dari ekspektasi pasar yang memproyeksikan angka positif sebesar 9,3. Ini menjadi penurunan drastis dari angka bulan Maret yang mencapai 51,6, sekaligus menjadi alarm awal terhadap potensi perlambatan ekonomi di negara ekonomi terbesar di Eropa tersebut.
Sementara itu, Indeks Situasi Saat Ini mengalami sedikit perbaikan, naik ke -81,2 dari -87,6. Namun perbaikan ini belum cukup untuk menenangkan kekhawatiran pasar. Di tingkat kawasan, Indeks Sentimen Ekonomi ZEW Zona Euro juga merosot ke -18,5 dari 39,8 bulan sebelumnya, kembali jauh di bawah proyeksi konsensus 14,2.
Ketidakpastian Global Jadi Pemicu Utama
Menurut para analis, penyebab utama penurunan ekspektasi ini adalah ketidakpastian yang semakin meningkat dalam perdagangan global, terutama setelah Amerika Serikat mengumumkan tarif balasan baru terhadap sejumlah mitra dagangnya.
“Bukan hanya tarifnya yang menjadi perhatian, tetapi dinamika perubahannya yang membuat dunia usaha dan investor semakin sulit memprediksi arah kebijakan global,” ujar seorang ekonom senior dari ZEW Institute.
Efek dari kebijakan yang berubah-ubah ini tak hanya berdampak pada perdagangan, namun juga meningkatkan volatilitas pasar dan memperlambat pengambilan keputusan investasi oleh perusahaan-perusahaan Eropa.
Reaksi Pasar dan EUR/USD
Reaksi pasar langsung terasa. Pasangan mata uang EUR/USD tetap berada di zona merah usai rilis data ini. Hingga berita ini ditulis, pasangan ini melemah 0,07% ke kisaran 1,0950. Dolar AS menguat sebagai aset safe haven di tengah meningkatnya kekhawatiran akan stabilitas ekonomi kawasan Eropa.
Investor cenderung menarik diri dari aset-aset berisiko dan kembali mengamankan posisi mereka pada obligasi pemerintah, emas, dan dolar. Indeks saham Eropa juga diperdagangkan melemah, terutama di sektor industri dan ekspor.
Implikasi bagi Kebijakan ECB
Data ZEW ini berpotensi menjadi pertimbangan serius bagi Bank Sentral Eropa (ECB), terutama menjelang keputusan suku bunga berikutnya. Meskipun tekanan inflasi masih tinggi, sinyal perlambatan ekonomi dapat mendorong ECB untuk mempertimbangkan jeda dalam siklus pengetatan moneternya.
Namun demikian, para analis memperkirakan ECB akan tetap bersikap hati-hati dan menunggu data inflasi terbaru serta rilis PMI sebelum mengambil langkah baru. Fokus saat ini adalah menjaga stabilitas sambil menghindari resesi teknikal.