UNTUNG.Today – Pasangan mata uang EUR/USD mengalami koreksi pada hari Jumat, turun di bawah level 1,1000 , setelah mencapai tertinggi enam bulan di 1,1145 pada hari sebelumnya. Koreksi ini terjadi karena rebound Dolar AS (USD) yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump dan antisipasi pasar terhadap data Nonfarm Payrolls (NFP) untuk bulan Maret serta pidato Ketua Federal Reserve (The Fed ) Jerome Powell.
Artikel ini akan membahas faktor-faktor utama yang memengaruhi pergerakan EUR/USD dan prediksi tren pasangan mata uang ini dalam waktu dekat.
Penyebab Koreksi EUR/USD
Koreksi EUR/USD disebabkan oleh beberapa faktor penting:
1. Rebound Dolar AS
Indeks Dolar AS (DXY ), yang melacak nilai USD terhadap enam mata uang utama, pulih ke level 102,60 dari terendah enam bulan di sekitar 101,25 . Penguatan Dolar AS ini terjadi karena sentimen pasar yang lebih optimis terhadap Greenback, meskipun ada kekhawatiran terkait dampak tarif impor yang diberlakukan oleh Trump.
2. Kebijakan Tarif Trump
Pada hari Rabu, Trump mengumumkan penerapan tarif dasar 10% untuk semua impor ke AS , yang mulai berlaku pada hari Sabtu. Selain itu, tarif tambahan berkisar antara 10% hingga 49% diterapkan untuk negara-negara tertentu. Kebijakan ini memicu kekhawatiran tentang inflasi dan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global, termasuk di AS dan Zona Euro.
3. Antisipasi Data NFP
Data NFP untuk bulan Maret menjadi fokus utama pasar. Para ekonom memprakirakan bahwa ekonomi AS menambah 135.000 pekerja baru , lebih rendah dari angka Februari sebesar 151.000 . Tingkat pengangguran diprakirakan tetap stabil di 4,1% , sementara rata-rata pendapatan per jam tumbuh 3,9% tahunan , lebih lambat dibandingkan dengan 4% pada bulan Februari. Meskipun dampak langsung dari data NFP mungkin terbatas, hasil yang jauh dari ekspektasi dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed.
Prospek Dolar AS dan Tarif Trump
Penerapan tarif impor oleh Trump telah membuat para ahli pasar pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
- Inflasi dan Stagflasi : Tarif yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya impor, yang pada gilirannya dapat memicu inflasi. Jika inflasi naik tanpa diimbangi pertumbuhan ekonomi yang kuat, AS berisiko mengalami stagflasi , yaitu kombinasi inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah.
- Tantangan bagi The Fed : Kenaikan inflasi akibat tarif dapat mempersulit The Fed untuk melanjutkan rencana pemotongan suku bunga. Menurut alat CME FedWatch , probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% turun menjadi 65,8% dari 81,5% seminggu lalu. Ini menunjukkan bahwa pasar semakin khawatir tentang risiko inflasi.
- Sentimen Pasar : Pidato Jerome Powell yang dijadwalkan pada sesi Amerika Utara juga akan memberikan petunjuk penting tentang arah kebijakan moneter The Fed. Pasar akan mencermati apakah Powell memberikan isyarat tentang kemungkinan pemotongan suku bunga atau langkah-langkah lain untuk meredam dampak tarif.
Tekanan pada Euro (EUR)
Sementara itu, Euro (EUR) juga mengalami tekanan karena beberapa faktor:
1. Risiko Perang Dagang
Tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Trump terhadap Zona Euro memicu kekhawatiran tentang potensi perang dagang antara AS dan Zona Euro. Presiden Komisi Eropa (EC ), Ursula von der Leyen, memperingatkan bahwa dampak tarif ini akan “sangat buruk bagi jutaan orang di seluruh dunia.” EC juga siap untuk mengambil langkah-langkah balasan jika negosiasi dengan Washington gagal.
2. Prospek ECB
Ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunga pada bulan April juga memberikan tekanan pada Euro. Pejabat ECB percaya bahwa inflasi yang dipicu oleh tarif tidak akan bersifat persisten, sehingga bukan hambatan besar untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter.
Analisis Teknis EUR/USD
Secara teknis, EUR/USD menyerahkan sebagian dari kenaikan hari Kamis dan turun ke dekat 1,0970 selama perdagangan sesi Eropa pada hari Jumat. Berikut adalah analisis teknisnya:
Resistance dan Support :