UNTUNG.Today, Jakarta – Negosiasi Perdagangan Indonesia-AS: Strategi Pemerintah Hadapi Eskalasi Perang Dagang Global. Menyusul eskalasi perang dagang global yang dipicu oleh Amerika Serikat, pemerintah Indonesia saat ini tengah melakukan negosiasi intensif dengan Washington guna meredakan ketegangan dan meminimalkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI bersama sejumlah delegasi telah mengungkap isi pembicaraan awal yang ditargetkan rampung dalam 60 hari ke depan. Fokus utama negosiasi adalah upaya Indonesia untuk mengurangi surplus neraca perdagangan dengan AS melalui peningkatan impor barang dan jasa dari Negeri Paman Sam.
Penawaran Indonesia ke AS: Tingkatkan Impor Strategis
Sebagai bagian dari solusi Negosiasi Perdagangan Indonesia-AS, Indonesia menawarkan peningkatan pembelian atas beberapa komoditas utama dari Amerika Serikat:
Energi: Impor LPG dan minyak mentah akan ditingkatkan secara signifikan. Kategori ini merupakan penyumbang terbesar impor dari AS, dengan nilai mencapai USD 2,9 miliar pada 2024.
Produk Pertanian: Indonesia berencana membeli lebih banyak produk kedelai dan gandum dari AS, yang merupakan kategori impor terbesar ketiga senilai USD 1,25 miliar tahun lalu.
Barang Industri: Pemerintah juga akan meningkatkan pengadaan barang industri seperti mesin pesawat dan peralatan militer. Nilai impor kategori ini mencapai USD 1,5 miliar dan berada di posisi kedua.
Insentif Non-Tarif: Indonesia menjanjikan kemudahan tambahan bagi perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia, terutama di sektor keuangan dan minyak & gas. Salah satu bentuknya adalah perubahan skema regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi berbasis insentif untuk memfasilitasi perusahaan asal AS.
Permintaan Balasan Indonesia: Investasi dan Pengurangan Tarif
Di sisi lain, Indonesia meminta beberapa komitmen dari Amerika Serikat sebagai bagian dari perimbangan dalam Negosiasi Perdagangan Indonesia-AS ini: